Inilah Borok Umat Islam Yang Paling Parah Tapi Jarang Diakui

Maaf, ini tulisan khusus untuk mereka yang mau bersikap jujur, terbuka dan realistis. Bagi yang tidak, saya tidak bisa menjamin kesehatan mentalnya akan selamat membaca tulisan ini.

Setelah menyimak dan terlibat langsung dalam diskusi dan debat terbuka tentang agama dengan banyak Kompasianer di situs Kompasiana, selama lebih kurang 4 bulan, maka hari ini saya berpendapat. Dengan ini, atas nama Erianto Anas, saya nyatakan, inilah 3 kelemahan mendasar Kompasianer Islam:

Pertama, Merasa benar sendiri

Apapun pendapat orang, asal di luar mengakui kehebatan Islam, maka mereka dengan berjibaku akan membela mati-matian. Walaupun yang ditulisnya pada intinya tidak lebih dari gigauan, walaupun dengan mengutip ayat-ayat Alquran sebanyak-banyaknya, walupun tidak nyambung dengnan topik pembicaraan. Tanpa arugumentasi dan penalaran yang meyakinkan. Alias logika yang berputar-putar.

Kedua, Merasa suci sendiri

Bila sudah bicara agama, terkesan mereka adalah pribadi yang steril dari kesalahan. Seakan begitu suci dan sudah sesuai dengan nilai-nilai hakiki agama. Dan orang lain, apalagi selain umat Islam, seakan begitu kotor dan najisnya. Atas penilaian seperti inilah mereka menjadi lantang menulis komentar yang mencaci, menghujat orang lain yang tidak sependapat dengan keyakinannya. Bahkan mereka dengan entengnya menulis kata-kata kotor dan jorok.

Ketiga, Tidak mau kalah

Ketika ada tulisan yang mengkritisi praktek ekspresi kegamaan umat Islam dalam realitas sosial, maka umumnya mereka tidak terima. Bahkan cendrung langsung kebakaran jenggot dan berbalik menyatakan bahwa umat agama lain juga melakukan hal yang sama. Padahal topik yang diangkat tidak ada hubungannya dengan agama lain. Singkatnya asal ada tulisan atau pendapat yang mengkritik Islam, maka refleks mereka naik pitam dan menyerang balik lalu sibuk mengumpulkan bukti-bukti untuk membenturkannya pada kejelekan agama lain.

Nah, lebih kurang itulah pendapat saya.
Bagaimana menurut anda?